Tuhan itu baik kepada semua orang (Mazmur 149 :9a)   POUK Sola Gratia Batam:
Selamat Datang Di POUK SOLA GRATIA BATAM

Sabtu, 30 Juni 2012

Pendidikan Politik Warga Gereja VI


Partisipasi Gereja dalam pembangunan berbangsa dan bermasyarakat di Indonesia ditandai dengan berbagai rupa pengalaman. Gereja-gereja di Indonesia melalui PGI pernah berperan dalam Pembangunan Nasional sebagai Pengamalan Pancasila. Melalui PGI, gereja-gereja di Indonesia telah turut meletakkan sendi-sendi etik, moral, dan spiritual dalam pembangunan bangsa ini. Kita masih ingat bagaimana TB Simatupang berbicara tentang hal tersebut.

Kamis, 28 Juni 2012

Sekjen Dewan Gereja Dunia (WCC) Mengikut Ibadah di Depan Istana


     
Sekjend WCC ikut Ibadah GKI YASMIN DAN HKBP FILADELFIA di depan Istana Negara (24/06). Tuhan Allah memanggil kita untuk membawa Damai kepada semua orang (Olaf - Sekjen WCC).

Sekretaris Jendral Dewan Gereja-gereja se-Dunia berkunjung ke Papua


Sekjen Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD), Rev Dr Olav F. Tveit, bersama tim, berkunjung ke Jayapura, Papua pada 17-21 Juni 2012. Pada kunjugan ini, beliau didampingi oleh Rev Dr Dong-sung Kim (staf Asia Desk - DGD), Rev Dr Margaretha Hendriks-Ririmase (Vice moderator - DGD) dan Novel Matindas, MTh (Ka. Biro Papua - PGI).

Tim DGD ini akan bertemu dengan Pimpinan Sinode GKI di Tanah Papua dan juga pimpinan gereja-gereja lainnya di Papua. Kunjungan ini adalah kunjungan Pastoral kepada satu-satunya anggota DGD di Papua, yaitu GKI di Tanah Papua. Dalam kunjungan ini, Sekjen DGD juga berkotbah di Jemaat GKI Pengharapan, Jayapura. Dalam kotbah yang diambil dari Roma 8:25-35 tersebut, beliau memberikan penguatan kepada umat Tuhan di Papua, agar tidak takut dan gentar terhadap situasi di Papua. Beliau juga mengajak umat untuk tetap menyandarkan Pengharapan kepada Tuhan kita Yesus Kristus.
Kotbah beliau menjadi sangat relevan mengingat situasi di Papua saat ini yang mencekam setelah dalam sebulan terakhir terjadi banyak kasus penembakan misterius.
Dalam kunjungan kali ini, sekjen DGD juga akan membicarakan berbagai persoalan yang ada di Papua bersama para pemimpin Gereja di Papua juga dengan Pemerintah Daerah di Papua.
Dilaporkan oleh: Novel Matindas (Kepala Biro Papua - PGI)

Ketua Umum PGI: Sosialisasikan 4 Pilar Bangsa ke Para Pemimpin Bangsa


Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Dr. Andreas Anangguru Yewangoe meminta pimpinan MPR RI untuk pertama-tama menyosialisasikan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI, kepada para pemimpin bangsa ini. 

“Empat pilar itu sangat penting. Karena itu, kami sangat berharap sosialisasikan juga kepada para pemimpin bangsa ini, mulai dari tingkat paling bawah hingga ke tingkat paling atas,” katanya. 


Bukti tidak pahamnya para pemimpin bangsa ini akan makna empat pilar adalah munculnya berbagai kebijakan yang meresahkan masyarakat. 
Yewangoe mengambil contoh, baru-baru ini di Aceh ada 17 gereja yang ditutup oleh pejabat pemerintah. Alasannya sangat klasik, yakni tidak ada izin. “Tetapi kita juga bisa bertanya, mengapa tidak ada izin,” katanya. Demikian juga dengan kasus penutupan GKI Yasmin dan beberapa gereja lainnya di beberapa tempat di Indonesia. 
Karena itu, Yewangoe meminta sosialisasikan empat pilar itu pertama-tema ke para pemimpin bangsa ini. 
“Buatlah sosialisasi, jika tidak bisa bikin negara runtuh. Kita tidak ingin negara yang dibangun dengan darah, runtuh karena kesalahan generasi kita. Kami harap, bapak-bapak di MPR RI usahakan untuk mengatasi hal-hal seperti itu,” katanya. 


Ketua MPR RI Taufiq Kiemas mengatakan, pihaknya sudah berdialog dengan berbagai pihak menyelesaikan masalah penutupan gereja di Aceh dan beberapa tempat lainnya di Indonesia. 
“Kami sudah melakukan pendekatan dengan cara kami, menghubungi para kepala daerah untuk menyelesaikan masalah tersebut,” katanya. [MWP] 

sumber: http://www.suarapembaruan.com/home/ketua-umum-pgi-sosialisasikan-4-pilar-bangsa-ke-para-pemimpin-bangsa/20268 

Cara Menghapus Rasa Kecewa


Kecewa akan kita rasakan ketika tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. Semakin tinggi harapan dan besarnya pengorbanan yang sudah dilakukan akan menambah rasa kecewa. Perasaan kecewa diekspresikan dengan berbagai cara. Ada yang menangis menitikkan air mata atau berteriak sekeras-kerasnya. Ada juga yang menyendiri dalam sepi. Bahkan ada yang melampiaskannya dengan menenggak minuman, pil atau menghisap sesuatu yang bisa membawanya pergi dari kenyataan.
Perasaan kecewa adalah hal yang wajar. Hanya ekspresi dari kekecewaan itu yang harus diperhatikan. Jangan sampai merugikan diri sendiri apalagi orang lain. Terkadang rasa kecewa itu mudah sekali terhapus seperti debu yang terbang tertiup angin. Kadang rasa kecewa bisa bertahan lama di hati. Menempel kuat bagai selembar materai di surat perjanjian.
Ada beberapa cara menghapus rasa kecewa diantaranya yaitu:

Selasa, 26 Juni 2012

DOA SEORANG PEMUDA




Seorang pemuda bersikeras dalam doa, “Tuhan, saya cuma menginginkan wanita itu. Tak mau yang lain”.


“Tapi, apakah kamu yakin?”, tanya Tuhan.
“Iya Tuhan. Saya tak mau yang lain. Tolong, berikan diauntuk saya”.“Okelah”, kata Tuhan, “Kalau itu maumu”.
Pemuda itupun secara ajaib bisa mendapat dan menikahi wanita itu. Tetapi perkawinannya kacau.Istrinya bukan wanita yang bertanggung jawab dan sama sekali tidak mengasihi dia. Ujung-ujungnya, ia menjadi gila gara - gara menikahi wanita itu.